http://catatannews.id ][ Semarang ][ Bhineka Tunggal Ika kental terlihat di tengah para calon Taruna dan Taruni (Catar) Akademi Kepolisian (Akpol) yang sedang mengikuti seleksi. Salah satu Catar dari Papua, Muhammad Rajab Yelipele merasakan hal itu saat bergabung dengan para Catar lainnya.
Rajab merupakan keturunan asli dari suku Dani di Wamena, Papua. Sebenarnya dia sudah terbiasa dengan keberagaman karena dia adalah Muslim taat, yang merupakan minoritas di tanah Papua. Ayah Rajab yang merupakan asli suku Dani bahkan memimpin MUI di Jayapura.
“Sa punya bapak orang asli Wamena, suku Dani. Sa bapak bekerja sebagai ketua MUI Jayapura dan juga sebagai ketua Masjid Raya Baiturrahim Papua. Mama sebagai ibu rumah tangga di rumah,” kata Rajab.
Masuk Akpol dan menjadi polisi merupakan cita-citanya untuk mengabdi dan memberikan contoh baik kepada adik dan keluarganya. Dia juga termotivasi oleh sosok Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius D Fakhiri yang memimpin kepolisian di sana. Selain itu dia juga bersemangat ketika melihat konten media sosial dari lulusan Akpol bernama Khalifah Nasif dan Fabiola Umaida.
“Saya melihat pak Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius. Saya melihat beliau asli dari Papua dan saya termotivasi. Saya melihat kepemimpinan beliau. Semangat sebagai seorang Papua,” ujarnya.
Dia kemudian berusaha mengikuti seleksi di tingkat panitia daerah hingga akhirnya bisa ke tingkat panitia pusat di Semarang. Sempai di Akpol, dia takjub dengan keberagaman yang terasa di antara para Catar. Dia bertemu teman-teman dari berbagai daerah dengan logat bicara yang berbeda-beda, dari suku dan agama yang berbeda yang menggambarkan Indonesia.
“Di Semarang saya dapatkan teman baru, dari Jakarta, Makasar, Gorontalo Semarang, dan lainnya. Banyak yang berbeda dari mereka. Cara bahasa, cara berteman, bergaul, saya di Papua mungkin sedikit berbeda. Tapi saya mulai terbiasa dengan teman-teman yang ada di sini. Saya sangat bersyukur bisa ada di tingkat Panpus ini,” ujarnya.
Dia mengakui memang sempat bingung ketika ingin bergabung untuk bergaul dengan Catar lainnya dari berbagai daerah. Namun akhirnya dia terbiasa dan memiliki teman dari berbagai daerah.
“Saya berterimakasih kepada orangtua saya karenan saya bisa sampai di Panpus ini. Kepada keluarga saya, adik saya dan kakak saya, saya ucapkan terimakasih karena memberikan dukungan doa untuk ikuti selekksi Akpol,” tegasnya.
Saat ini 492 Catar masih menjalani seleksi Akpol tingkat panitia pusat tahun anggaran 2024. Tahap yang dilalui saat ini yaitu wawancara PSI dan PMK. Mereka akan mengikuti seleksi hingga akhirnya sidang kelulusan pada 29 Juli 2024.
(Julius)